SIAPA YANG PENGECUT?
Saifan Taruc vs. Ali Sina
Saifan Taruc vs. Ali Sina
Saifan Taruc wrote:
|
Saya cuma mau komentar sedikit saja karena tidak ada untungnya berdebat dengan orang yang sudah menetapkan pendapatnya.
Anda bolak balik dengan posisi anda mengenai tuhan utk membuat argumen yang cocok buat anda. Anda bilang anda percaya agama itu cuma mitos, tapi begitu seorang muslim bilang dia akan menemui anda di neraka, anda mengatakan bahwa merekalah yang akan masuk neraka. Sangat Konsisten betul. |
Saya bicara pada tiap orang dalam bahasa yang mereka mengerti. Apa anda bicara pada balita anda dengan bahasa yang sama spt anda bicara pada boss anda? Apa ini berarti anda tidak konsisten? Saya telah menetapkan posisi saya dengan jelas mengenai Tuhan, neraka dan surga waktu bicara hal ini.
Tapi, kalau pengertian seorang muslim terbatas, dan dia mengancam saya dengan nerakanya karena saya memilih jadi kafir, saya tidak melihat ada gunanya berdebat dengan dia apa neraka itu ada atau tidak. Orang ini tidak bisa mengerti ide demikian. Jadi saya bicara dengan bahasa dia sendiri agar dia bisa melihat bahwa meskipun neraka itu ada, muslimlah yang harus takut akan itu dan bukan non-muslim.
Muslim memakai Tuhan sebagai “red herring” (pengalih perhatian) utk menghindari diskusi tentang Muhammad. Meski tidak sulit melihat fallacy dari konsep demikian, strategi ini membuat mereka bisa sembunyi dibelakang agama dan menghindar utk membela Muhammad. Saya tahu akan taktik ini dan tidak akan masuk perangkap mereka.
Utk menunjukkan fallacy ala Muslim, saya anggap saja Allah itu ada. Kadang bahkan saya setuju Allah itu pemarah dan tanpa ampun, persis seperti yang digambarkan oleh Muhammad. Dengan dasar pikiran itu saya buktikan bahwa islam itu sebuah kebohongan dan oleh karena itu, muslimlah yg akan terjerumus neraka karena percaya pada doktrin yang palsu.
Sekali benih keraguan tertanam dalam pikiran mereka, proses pencerahan bisa dimulai. Mereka bisa dengan mudah menemukan kebenaran-kebenaran lain. Benih-benih pencerahan itu adalah keraguan.
Saifan wrote:
|
“Hadiah
US$50.000”-mu cuma tipuan menyedihkan belaka. Anda hanya melihat segala
sesuatu dalam sudut pandang anda saja, jadi apapun “bukti” yang
dijabarkan, anda tidak akan menganggapnya sebagai bukti.
|
Ah, nggak tuh ! Saya tidak bertindak sebagai juri. Para pembacalah yang menilai. Bisakah anda tunjukkan argumen mana yang disampaikan oleh lawan saya yang telah menyanggah tuduhan-tuduhan saya terhadap Muhammad? Bisakan anda melihat argumen yang membuktikan bahwa Muhammad adalah utusan Tuhan? Jika anda tidak dapat menemukannya, maka jelas tantangan saya belum dipenuhi. Jika sudah, tolong post-kan dalam forum ini agar semua orang tahu.
Saifan wrote:
|
Saya
ingat mengambil kelas ENGL 1301 dan salah satu ajaran yang saya dapat
dalam penulisan tentang makalah argumentasi adalah bahwa saya harus
menghargai lawan agar membuat diri tidak berat sebelah dihadapan
pembaca. Seluruh situs anda berpihak pada satu sisi saja, saya akan
heran jika orang tidak melihat hal ini sebagai materi-materi
propaganda/berat sebelah belaka. Berapa banyak saya lihat kata ‘evil’
disini? Okay, kalau orang tak berwujud ini bilang itu ‘evil’, pastilah
‘evil’. Please.
|
Saya menghargai lawan jika ia pantas dihargai. Contoh, saya hargai anda karena anda sopan, (hal ini jarang diantara para muslim disini) dan surat anda logis serta inggris anda bagus. Tapi saya tidak bisa menghargai argumen anda yang jelas-jelas salah.
Evil (jahat) itu tidak subjektif. Perkosaan, perampokan, penjarahan, kebencian pada wanita dan pelanggaran HAM itu jahat. Ini bukan karena saya yg bilang tapi karena semua itu bertentangan dengan Aturan Emas (The Golden Rule). Memakai Aturan Emas sebagai standar, kita bisa melihat islam itu sangat jahat. Para muslim tidak mau diperlakukan seperti mereka memperlakukan pihak lain. Ini saja bukti yang cukup utk menunjukkan bahwa islam itu jahat.
Baru-baru ini seorang Iran yang masuk Kristen dipukuli dan toko mesin jahitnya dirusak. Hakim mengatakan, itu salah dia sendiri karena dia mencoba menyebarkan injil.
Perempuan ini berusaha menopang hidupnya dgn menjahit pakaian dan secara sukarela mengajar keahlian menjahit kdp tiga orang perempuan. Selagi ngobrol, dia berbicara tentang iman Kristennya dan mulai mengajar mereka tentang agama Kristen. Tapi salah seorang pertempuan, yang kabarnya berasal dari keluarga muslim, marah. Ia melaporkan hal ini dan akhirnya, toko si perempuan ini dirusak, peralatan-peralatannya dihancurkan dan dia dipukuli dan diancam utk dibunuh. Perempuan ini bahkan diseret ke pengadilan, dan hakim bilang para penuntutnya berhak menyerang dia dan merusak toko dia. Ini sumbernya: Klik Disini
Apa Muslim dinegara non-Muslim menderita penganiayaan dan diskriminasi yang sama? Apa yang terjadi pada perempuan itu bukan sesuatu yg aneh. Minoritas dinegara islam dianiaya terus menerus dan keadilan disangkal bagi mereka, khususnya jika mereka mencoba mengkhotbahkan agama mereka. Ini jahat. Jika Islam itu tidak jahat, maka perkataan ini tidak ada artinya.
Ketidakadilan dan perlakuan jahat ini tidak terjadi karena muslim salah mengerti tentang Islam, tapi karena mereka mengerti benar dan mencoba mempraktekkannya. Jangan berasumsi karena anda tidak langsung terlibat dalam kejahatan yang dilakukan para mullah dan teman-teman muslim anda itu, anda lalu bebas dari dosa-dosa tsb. Jauh dari itu! Ajaran islam andalah yang memberi mereka alasan utk berbuat jahat. Jika anda meninggalkan Islam, mereka akan tidak berdaya dan meninggalkan Islam juga. Anda memberi mereka kekuatan dan itulah yang diinginkan para bajingan ini.
Para muslim mengikuti iman setan dan sepanjang anda tetap jadi muslim, anda salah satu dari mereka. Jika ada neraka, sepantasnyalah neraka berisi muslim. Sudah waktunya anda bangun dan keluar dari kesintingan ini. Ketidaktahuan bukan lagi alasan. Anda sudah tahu sekarang.
Saifan wrote:
|
Nasihat saya dalam membuat argumen anda lebih kredibel:
- kurangi kata-kata yang menghina, atau sarkasme, tidak membantu argumen (seperti keluhan anda tentang “muslim gila”) - Konsisten dengan posisi anda - Adil, hargai lawan anda. (anda membicarakan sebuah agama dengan 1 milyar lebih pengikut, pastilah ada hal baik tentang agama ini, benar? Atau hanya sebuah sekte jahat semua?) |
Ini semua nasihat yang baik. Tapi tolong anda lebih spesifik, jadi saya tahu argumen yang mana yang melanggar hal diatas.
Tak ada yang absolut. Hitam tidak hitam total dan putih tidak total putih. Baik dan jahat diungkap dalam tahapan, seperti gradasi. Bahkan nazisme, punya hal baik. Bahkan Hitler dan Saddam Hussein punya kebaikan. TAPI kebaikan dalam nazisme, Islam, Hitler, Saddam dan Muhammad begitu kecilnya hingga hampir tidak berarti.
Minus 10 derajat celcius itu dingin, tapi lebih hangat dari minus 30 derajat celcius. Ketika saya bilang islam itu jahat, ini dibandingkan dengan hampir seluruh agama lain. Saya yakin jika saya menggali lagi, saya akan bisa menemukan doktrin yang lebih jahat lagi. Lord’s Resistance Army, agama yang diciptakan oleh Joseph Koni terlintas dipikiran saya. Ya, Koni bahkan lebih jahat dari Muhammad. Apa itu membuat anda sedikit lebih lega kalo tahu bahwa ada yang lebih jahat dari Muhammad dimuka bumi ini?
Saifan wrote:
|
- buat percakapan terbuka alih-alih berpikiran tertutup. Terbuka utk ide bahwa mungkin anda salah.
|
Saya terbuka akan ide itu. Saya berdiskusi sekarang ini dengan pikiran terbuka dan saya menantang siapapun yang bisa membuktikan saya salah. Bandingkan dengan apa yang dilakukan Muhammad. Dia tidak pernah memberi bukti apapun mengenai pengakuannya. Dia menuntut penyerahan diri total dan tidak mentoleransi penolakan.
Saya tidak membuat pengakuan apapun, saya tidak menuntut apapun dari orang lain dan saya menjabarkan arguman secara publik dan menyambut baik segala perdebatan. Muhammad tidak jujur. Saya jujur! Dia tantang orang utk buat Surat Quran seperti yang dia buat (http://www.faithfreedom.org/faq/65.htm) dan lalu memerintahkan orang yang menentang dia utk dibunuh. Saya telah menunjukkan kejujuran saya dengan mengundang semua orang utk menyanggah saya dimuka umum. Kok anda tidak bisa menangkap kesalahan-kesalahan saya?
Saifan wrote:
|
- jangan pengecut. Menyembunyikan identitas anda
dan memastikan andalah yang membuat argumen paling akhir, itu semua
pathetic/menyedihkan (saya yakin anda akan membuktikan ini segera).
Good day |
Saya bukan pengecut. Malah, saya sangat berani. Seorang pengecut adalah orang yang takut pada hal-hal bohong, seperti monster dibawah tempat tidur. Muslim bersifat pengecut karena mereka ketakutan dan takut utk meragukan kebohongan Muhammad. Bahkan jika anda memberi mereka bukti-bukti yang tidak bisa mereka sangkal, argumen satu-satunya yang mereka punya adalah, kau akan masuk neraka karena tidak percaya. Satu-satunya yang menahan muslim dalam islam adalah rasa takut – takut akan auwloh, raksasa lalim dalam pikiran mereka. Itulah tindakan pengecut.
Anda tidak bisa menyebut orang yang tahu bahaya dan mencoba menghindarinya sebagai seorang pengecut. Orang yang berhati-hati agar tetap hidup, bukan pengecut. Jika ada seseorang berjalan dengan gagah dihadapan sekelompok singa lapar, dia bukan orang berani tapi orang gwuoblok.
Kepercayaan pada Muhammad telah menurunkan derajat orang tsb menjadi binatang buas. Perintah Muhammad utk membunuh mereka yang menentang islam sudah jelas dan dunia tidak kekurangan orang patuh yang tanpa ragu akan mengikuti perintah tsb. Bodoh sekali saya jika mempertaruhkan nyawa saya, padahal tahu benar realitas seperti ini.
Tolong jangan salah mengerti (keliru) akan kebuasan dan keberanian. Dalam dunia manusia, keberanian artinya punya kemauan utk berpikir, utk berenang melawan arus dan menolak konsepsi yang salah meski konsep itu mayoritas. Galileo orang yang berani karena berani berpikir berbeda. Tak seorangpun pikir dia itu pengecut karena menarik pernyataan bumi bergerak memutari matahari hanya agar tidak dibakar hidup-hidup. Bodoh sekali meregang nyawa utk memuaskan zombie-zombie haus darah dan otak mati yang telah kehilangan kemanusiaan dan telah turun harkat jadi binatang buas.
Justru MUHAMMAD SEORANG PENGECUT TULEN ! Tahukah anda, meski dia memanas-manasi hati para pengikutnya agar menghadap kematian dan dengan berani bertempur serta mengambil harta jarahan bagi Auwloh dan utusan-Nya, dia sendiri tidak pernah ikut bertempur?! Muhammad tidak pernah bertempur secara langsung, kecuali ketika dia masih muda (20 thn) dan ketika semua pamannya ikut berperang dalam perang Keramat di Mekah. Si pengecut ini cuma berani memunguti anak-anak panah setelah perang berakhir/gencatan senjata.
Dalam semua perang yang dia kobarkan, si pengecut ini berdiri paling belakang, memakai baju baja, bukan satu lapis baju baja, tapi dua lapis, ini membuat dia harus dibantu ketika mau berdiri, duduk atau berjalan. Dalam keadaan demikian, ketika perang berkobar jauh didepannya, dia hanya meraup pasir, melemparkan kearah musuh dan mengutuk mereka. Inilah yang dilakukan si pengecut ketika anak buahnya berperang.
Berperang, sebenarnya perkataan yang berlebihan. Dia melakukan Ghazwa (perampokan). Anda pikir seorang pengecut bukan orang yang menyerang orang tidak bersenjata dan lengah? Korban-korban Muhammad tidak mendapat peringatan apa-apa, tahu-tahu diserang. Bahkan di tengah malam buta. Ini yang Muhammad lakukan dan yang saudara-saudara muslim kalian lakukan sekarang. Para pejihad juga menyerukan serangan mendadak dan Ghazwa terhdp orang-orang sipil. (apakah ada yg lebih pengecut dari ini? –admin)
Menjadi muslim itu memalukan. Menjadi muslim itu menjijikan. Tidak ada namanya Muslim yang baik. Yang ada hanya muslim yang tidak tahu dan muslim yang jahat. Siapapun yang baca artikel ini dan masuk ke situs ini, tidak bisa lagi mengaku tidak tahu. Meski sudah tahu kenyataan, tapi masih jadi muslim, dia bukan lagi orang yang baik.
Tidak ada manusia yang baik yg masih sudi disebut muslim setelah tahu kenyataan tentang Muhammad. Muslim yang tidak tahu adalah mereka yang tidak mengetahui kenyataan. Dengan kebenaran kita akan memisahkan baik dari jahat seperti memisahkan gandum dari ilalang.
Karena mayoritas muslim adalah muslim yang tidak tahu, saya berharap bahwa begitu kebenaran menyebar, jutaan muslim akan murtad meninggalkan kultus kebencian ini. Islam akan menemukan kematiannya dan seperlima dari umat manusia akan dibebaskan. Ini sudah dimulai.
Saya bukan pengecut hanya karena tidak menawarkan nyawa saya dihadapan sekelompok zombie tak berotak. Para muslim-lah yang pengecut karena tidak berani memakai otak mereka, karena tidak berani utk ragu-ragu, karena percaya pada kebohongan dukun klenik dan takut mempertanyakan iman buta mereka.
Muslim = pengecut karena melakukan terorisme dan membunuh orang tak bersalah. Muslim-muslim spt anda = pengecut karena berdiam diri bengong kosong melompong saat muslim-muslim lain dan mullah-mullah menganiaya dan melanggar HAM para murtadin dan minoritas disekitar anda. Anda serta orang-orang tua, saudara, istri dan anak-anak anda hanya melongok bak kambing, tanpa melakukan apa-apa.
Muslim = pengecut karena takut mempertanyakan kebohongan Muhammad. Pengecut karena tidak berani berpikir, dan karena, meski tahu islam tidak masuk akal, tetap saja tidak punya nyali utk meragukannya.
Kemampuan terbesar (anugerah dr Tuhan. –admin) yang dimiliki manusia adalah kemampuan berpikir. Tanpa itu kita tidak lebih dari binatang. Para muslim-lah yang tidak punya kemampuan itu, mereka takut memakainya. Hasilnya sama saja seperti tidak punya otak. Saya tidak bilang setiap muslim itu berbahaya. Terang saja itu tidak benar karena mayoritas muslim adalah orang-orang baik. Saya dibesarkan diantara mereka dan merasakan kebaikan mereka secara langsung. Tapi, semua muslim itu pengecut karena mereka takut pada “gergaji” yang disebut auwlloh dan takut utk meragukan. Islam akan jadi tinggal sejarah begitu muslim mulai berani meragukannya.
0 komentar:
Post a Comment