MUNCULNYA SISTEM DEMOKRASI
Sejak
tahun 1998, ketika mahasiswa berkumpul di gedung DPR, dan di korankoran
diberitakan serta dibahas segala sesuatu tentang demokrasi, rakyat
Indonesia tersentak oleh kata "demokrasi". Kata demokrasi berasal dari
kata bahasa Yunani "demos" dan "kratos" dengan arti "demos" sama dengan
people atau rakyat dan "kratos" adalah rules atau memerintah, sehingga
kata demokrasi berarti pemerintah oleh rakyat (Worldbook Dictionary,
Thorndike Benhard).
Sebenarnya masalah demokrasi tentu sudah lama
sekali populer, tetapi karena Soeharto bertindak diktator, demokrasi
baru populer pada tahun 1998 ketika mahasiswa berusaha menumbangkannya.
Masyarakat Indonesia baru berkenalan dengan demokrasi yang sudah lama
dikenal bangsa lain. Baron de Montesquieu (1689 - 1755) telah
mencetuskan sistem pemerintahan yang didasarkan pada keseimbangan
kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Amerika
Serikat (AS) adalah negara pertama yang mempraktekkan sistem
pemerintahan demokrasi (1776) dengan sistem federasi. Kemudian pada 14
Juli 1789, terjadi revolusi yang menumbangkan raja Louis XVI di
Perancis, yang kemudian dipimpin lagi oleh Jenderal Napoleon Bonaparte
secara diktator.
Sejak merdeka dari Inggris (4 Juli 1776), United States of America
(USA) menjadi negara demokratis pertama di muka bumi. Presiden pertama
AS, George Washington, adalah orang Kristen lahir baru yang tadinya
berasal dari gereja Episkopal, namun bertobat dan dibaptis ulang menjadi
anggota gereja Baptis. Ia memberi contoh untuk tidak menerima
pendaulatan dalam bentuk apapun untuk terus menjadi presiden. Seterusnya
USA adalah negara demokrasi yang bebas dan memberi penghargaan
tertinggi bagi hak asasi manusia. Terlebih lagi setelah Abraham Lincoln
berhasil menghapus perbudakan pada tahun 1865.
Negara-negara di
Eropa tersipu-sipu dengan sistem demokrasi di Amerika, sehingga akhirnya
para raja dan ratu satu persatu merelakan terpangkasnya kekuasaan
mereka untuk menjadi monarchi konstitusional, dengan raja atau ratu yang
hanya sekedar lambang saja. Hanya Perancis-lah yang rakyatnya bertindak
amat kasar terhadap raja
Louis XVI.
Amerika Serikat (AS)
adalah negara pertama di dunia yang memakai sistem demokrasi sebagai
sistem pemerintahannya, dan negara pertama yang memakai sistem federasi
juga. Kedua sistem ini adalah yang terbaik bagi manusia di muka bumi
ini.
PENCETUS AWAL DEMOKRASI
Sebenarnya
Anabaptis adalah pencetus awal sistem demokrasi, bukan Montesquieu,
karena tercatat Anabaptis dari Eropa yang teraniaya melarikan diri ke
benua baru yang ditemukan Columbus, sehingga menjadi masyarakat pertama
di benua Amerika. Setelah dua bulan di lautan, mereka mendarat di pantai
yang sekarang disebut Harbor of Provincetown pada tanggal 19 November
1620 . Sebelum mereka turun ke darat, satu persatu mereka maju ke depan
untuk bersumpah dan menandatangani sebuah perjanjian (sumpah) bahwa
mereka akan mematuhi hukum yang mereka buat bersama.
Dengan
demikian mereka memulai sebuah masyarakat demokratis pertama di bumi,
enam puluh sembilan tahun sebelum Montesquieu lahir. Perjanjian tersebut
diberi nama Mayflower Compact.
Atas pimpinan kapten John Smith,
mereka akhirnya pindah ke Plymouth. Pada tanggal 25 Desember, mereka
berusaha membangun sebuah gedung yang mereka sebut common house dan
mereka pertama hidup dengan sangat ketakutan terhadap orang-orang
Indian. Di musim dingin pertama ini, separuh dari mereka yang berangkat
telah meninggal dan pada akhir musim dingin, mereka dapatkan ternyata
orang-orang Indian bersahabat, malah membantu mengajar mereka bercocok
tanam, mengajar mereka menangkap ikan dan mengeringkannya (ikan kering /
ikan asin). Mereka menjalani kehidupan dengan sangat baik bersama
orang-orang Indian. Sampai musim gugur pertama, mereka telah berhasil
membangun tujuh rumah dan sebuah gereja.
Pada bulan November,
setelah satu tahun mereka berada di benua Amerika, datang lagi kapal
dari Inggris dengan 30 orang pendatang baru. William Bradford, gubernur
pertama mengajak orang-orang Indian yang berjumlah 100 orang ikut
mengucap syukur kepada Tuhan atas berkatNya. Kemudian datang lagi kapal
dari Inggris terus menerus dengan orang-orang yang pindah. Awalnya
mereka hidup bersahabat dengan orang-orang Indian hingga datang
orang-orang jahat dari Inggris yang menciptakan permusuhan dengan
mereka.
DEMOKRASI & IMAN ALKITABIAH
Tidak
ada satu agama pun selain kekristenan yang mengajarkan tentang
demokrasi. Yudaisme mengajarkan theocracy karena memang Jehovah sedang
menjadikan bangsa Yahudi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran.
Sesungguhnya
Jehovah adalah raja mereka, oleh sebab itu selama 400 tahun masa
hakim-hakim, mereka tidak memiliki raja manusia karena Jehovah adalah
raja mereka. Dulu Sang Pencipta memperkenalkan diriNya kepada manusia PL
dengan nama Jehovah sedangkan di PB Ia memperkenalkan diriNya dengan
nama Yesus.
Bahkan kekristenan yang tidak alkitabiah tidak
mengerti arti demokrasi. Gereja Roma yang Am telah bertindak otoriter
selama ribuan tahun. Mereka tidak mengenal, bahkan tidak menyenangi
sistem demokrasi karena sistem ini akan menyebabkan manusia berpikir dan
kemudian menentang mereka. Calvinist lebih lagi, John Calvin bahkan
menjadi penguasa yang sangat otoriter ketika ia kebetulan berhasil
menguasai kota Geneva. Siapapun yang mencoba menentangnya, bahkan
sedikit tidak setuju dengannya, bisa berakhir di tiang pembakaran
seperti Servetus.
Luther yang kemudian menyatukan gerejanya
dengan pemerintahan Jerman tentu tidak mungkin menasehati raja Jerman
untuk melucuti wewenang kerajaannya berbagi dengan rakyat jelata.
Sejarah mencatat tidak ada denominasi awal yang mengerti arti demokrasi
selain kelompok Anabaptis. Karena sesungguhnya demokrasi itu sepasang
dengan kebebasan beriman. Itulah sebabnya baik Katolik, Calvinis,
Lutheran maupun Anglikan yang melarang pihak lain menafsirkan Alkitab
berbeda dengan mereka tidak mengerti arti demokrasi yang sesungguhnya.
Setelah
Anabaptis di Amerika berkembang, benua baru Amerika menjadi tempat
terindah bagi pencari kebebasan beriman, sehingga kerajaan Inggris
menetapkan wilayah benua Amerika sebagai wilayah koloninya dan
kerajaankerajaan di Eropa berlomba-lomba merebut wilayah koloni di benua
Amerika. Setelah kedatangan penguasa dari Eropa, kaum Anabaptis
kehilangan kebebasan mereka lagi.
Kebebasan dari penjajah dan
kebebasan dari intimidasi rohani, mendorong sejumlah pahlawan berjuang
untuk kemerdekaan Amerika. Patrick Henry, seorang yang pernah menunggang
kuda berpuluh-puluh mil untuk tampil di pengadilan membela tiga
pengkhotbah Baptis yang sedang diadili, pada 23 Maret 1775, di sebuah
gereja di kota Richmond menyampaikan pidato yang diakhiri dengan sebuah
teriakan give me liberty or give me death. Ini menggetar hati siapapun
yang mendambakan kebebasan beragama.
Gereja Episkopal/Anglikan
tidak mengerti arti demokrasi atau kebebasan beragama. Demikian juga
dengan gerejagereja reformasi lain, apalagi Katolik. Anabaptis-lah yang
telah sungguh-sungguh mengerti arti kebebasan beragama dan demokrasi.
Dan karena perjuangan kaum Anabaptis-lah Amerika Serikat menjadi sebuah
negara demokratis.
DEMOKRASI / KEKRISTENAN?
Karena
negara-negara Kristen baik AS maupun Eropa akhirnya menganut sistem
pemerintahan demokratis, sekalipun masih dengan raja dan ratu yang
bersifat seremonial, maka mereka semakin maju. Baik teknologi maupun
ekonomi negara demokratis terbukti semakin maju karena ada persaingan
yang sehat dan penghargaan terhadap meritrokrasi yang tinggi. Pendidikan
pun semakin maju sehingga menarik imigran dari negera-negara
non-Kristen. Mereka berbondong-bondong menuju negara Kristen yang
demokratis dengan tetap keras kepala pada keyakinan iman mereka yang
bersifat destruktif.
Dengan kehadiran imigran dari negara Amerika
Latin yang mayoritasnya Katolik, terlebih lagi setelah kedatangan
imigran dari negara Asia yang beragam iman, tatanan masyarakat AS yang
jujur dan ramah terdistorsi. Ditambah lagi dengan semakin bertambahnya
masyarakat AS yang atheis, maka sesungguhnya sistem demokrasi dan pasar
bebas yang dianut tidak compatible lagi dengan komposisi masyarakatnya.
Masyarakat
Asia yang beragam agama menyangka yang membuat AS hebat itu hanyalah
sistem demokrasi dan pasar bebasnya. Padahal sistem demokrasi dan pasar
bebas itu hanya compatible dengan kekristenan yang alkitabiah. Amerika
Latin tidak bisa mentas dari kemiskinan, sebagaimana Christianto
Wibisono selalu menyangka penyebabnya adalah karena mereka tidak
demokratis, padahal yang benar adalah karena kekristenan di sana tidak
alkitabiah sehingga tidak bisa demokratis.
Sistem demokrasi itu
baik jika mayoritas masyarakatnya baik. Jika ada sepuluh orang,
delapannya orang baik dan dua orang jahat, demokrasi pasti akan membawa
keadaan yang baik. Tetapi jika ada delapan orang jahat, dan hanya dua
orang baik, maka sistem demokrasi akan menjadi alat orang-orang jahat
melaksanakan kejahatan mereka. Jadi, dengan berduyun-duyun orang dari
Afrika, Timur Tengah dan Asia yang pergi ke Eropa dan Amerika sambil
mempertahankan kebudayaan dan agama mereka, telah merubah tatanan
masyarakat Eropa dan Amerika yang dasarnya adalah kekristenan.
Ketika
penulis tinggal di AS, hampir semua supermarket hanya dijaga oleh satu
orang kasir saja, yang kalau di negara dunia ketiga, pasti lebih banyak
yang tidak bayar daripada yang bayar. Supermarket barang elektronik dan
komputer menjanjikan satu bulan money-back guarantee tanpa alasan.
Artinya jika anda tidak suka, dalam waktu 30 hari, barang boleh
dikembalikan tanpa alasan. Kalau ini dilakukan di negara dunia ketiga,
pasti dalam satu bulan langsung bankrut. Pada saat sesudah Natal,
penulis melihat banyak orang antri di department store untuk
mengembalikan atau menukar hadiah Natal yang tidak cocok ukurannya dan
lain sebagainya.
Demokrasi dan pasar bebas sesungguhnya hanya
cocok dengan kekristenan alkitabiah yang masyarakatnya mayoritas orang
Kristen lahir baru. Kondisi AS yang semakin banyak homosex dan atheis,
ditambah lagi dengan imigran dari negara non-Kristen dan dari negara
Kristen KTP, tentu telah menyebabkan distorsi sistem yang seharusnya
bagus menjadi malapetaka. Bisa digambarkan dengan sebuah keluarga dengan
anak-anak yang rapi, baik dan sopan, tiba-tiba kedatangan anak orang
lain yang numpang dan tidak tahu diri, yang kencing tidak siram, tissue
dibuang sembarangan, maka suasana keluarga tersebut pasti akan
kacau-balau.
Pasar yang tadinya terdiri dari pedagang jujur
semakin kedatangan pedagang licik yang penuh penipuan. Pasar saham yang
seharusnya dibeli oleh investor sesungguhnya belakangan digantikan
dengan para spekulan bursa. Akhirnya disinyalir bahwa kekacauan di Wall
Street itu disebabkan oleh short-term selling. Jelas sekali bahwa yang
melakukan short-term selling itu bukan investor melainkan spekulan.
Jelas masyarakat Kristen lahir baru tidak biasa dengan pedagang yang
penuh penipuan. Ketika penulis masih kecil sempat menyaksikan orang
kampung memasukkan tanah atau batu ke dalam gumpalan karet (kulat)
supaya lebih berat timbangannya. Kini orang-orang mengoplos bensin
dengan minyak tanah, mencampur beras dengan batu, mengawetkan ikan atau
makanan bukan lagi dengan es tetapi dengan formalin, menambahkan melamin
ke dalam susu supaya terasa lebih gurih. Semua ini tidak terpikirkan
oleh orang Kristen lahir baru. Pohon tengkawang ditebang, pohon durian
dikarbit supaya buahnya rontok serentak, ikan ditubah atau dibom. Semua
ini merusak secara jangka panjang dan adalah hal-hal yang tidak ada di
benak orang Kristen lahir baru. Kalau gerombolan DPR lebih banyak
koruptor daripada idealis yang rela kelaparan demi prinsip, orang
berhikmat tahu bahwa negara demokrasi demikian pasti akan semakin buruk
keadaannya.
Jadi, yang membuat AS hebat itu demokrasi atau
kekristenan yang alkitabiah? Jelas kekristenan yang alkitabiah yang
telah menyebabkan masyarakat memilih sistem yang demokratis, dan sistem
itu dengan nilai kekristenan telah bergandengan tangan menciptakan
kebaikan dalam segala bidang. Kini, setelah sekian abad, iblis mengirim
imigran ke AS sambil merusak masyarakat tersebut dengan memanfaatkan
kebebasannya
dengan mesin Hollywood. Iblis menyerang melalui
bidang pendidikan sehingga semakin banyak profesor yang bukan hanya
sekedar Kristen KTP, bahkan non-Kristen juga mengajar di
universitas-universitas yang didirikan oleh orang-orang Kristen yang
sangat mengasihi Tuhan. Mahasiswa Kristen AS tidak sanggup mempengaruhi
imigran non-Kristen yang belajar di sana, melainkan mereka yang
dipengaruhi sehingga semakin tidak percaya diri sebagai orang Kristen.
Oh...iblis
sedang menghancurkan AS, negara yang didirikan oleh orang-orang yang
mengasihi Tuhan, negara yang paling banyak mengirim misionari ke
berbagai belahan bumi. Melalui krisis keuangan yang baru terjadi, iblis
sedang menghancurkan AS secara ekonomi dan pasti akan membawa efek ke
segala bidang. Rakyat AS yang kesulitan ekonomi akan memilih presiden
yang pokoknya bisa memberikan peningkatan ekonomi, tidak masalah dia itu
memegang prinsip kekristenan atau tidak. Bahkan umat agama lain pun
suatu hari akan dipilih mereka jika yang bersangkutan bisa memimpin
kepada kejayaan ekonomi. Herankah kita kalau anti-Kristus muncul
menawarkan diri kepada dunia sebagai Economy-Champion dan dunia
serta-merta menyanjungnya? Saat itulah ia akan menguasai dunia dan tidak
ada yang bisa menjual atau membeli tanpa seijinnya.***
Home »
» Apa Yang Membuat Amerika Serikat Hebat?
Apa Yang Membuat Amerika Serikat Hebat?
Posted by rickyjulpiter
Posted on 10:50 PM
with No comments
0 komentar:
Post a Comment